Isu sihir

Posted: 18 Maret 2012 in Prahara Blambangan
Tulis komentar…

Trauma……

http://youtu.be/3hQTTz1-dCs

www.youtube.com

Ini adalah sebuah kejadian menyedihkan apabila sengaja digulirkan untuk kepentingan beberapa manusia yang haus akan amarah ataupun niat buruk lainnya. Dalam …
SukaTidak Suka · · Berhenti Mengikuti KirimanIkuti Kiriman · Bagikan · 18 Februari pukul 20:24
    • Buang Kanthungbyek iki jaman beleh-belehan bengen iko ta kang??

      18 Februari pukul 21:21 · SukaTidak Suka
    • Rofik Larosjaman semono riko ring ndi man buang?….nai ramek yuhh

      18 Februari pukul 21:55 · SukaTidak Suka
    • Man HoodaBuang kanthung iku mondok kang… kabor teko umyae, mergo dituduh tukang sihir jare… wkwkwkwk..

      18 Februari pukul 22:29 · SukaTidak Suka
    • Hapipie MenkSampek saiki hing jelas isun sopo aktor2e. Nagud nai.

      18 Februari pukul 22:54 · SukaTidak Suka
    • Man HoodaPolitik.. polittiiiiik… wong cilik dadi susaaaaaah…

      19 Februari pukul 17:07 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Makane dulur, ojo ngelalekaken sejarah. Mergo peristiwan paten-patenan wong hang dicurigasi tukang tenung/shir mau. Meh podo ambi peristiwan PKI 1965 yo ring Banyuwangi…. ono ‘tangan-tangan’ njobo hang milu-milu mememangan….

      19 Februari pukul 17:09 · SukaTidak Suka
    • Sumono Abdul HamidKOMENTATOR …..BUDAYA SANTET YANG BERKEMBANG RATUSAN TAHUN….DASARNYA APA?…….

      22 Februari pukul 15:49 · SukaTidak Suka
    • Ira Rachmawatiira pernah menulis tentang Santet “Santet Jaran Goyang Aktualisasi Dendam Asmara Masyarakat Using” Dari data yang pernah ira baca dan ira kumpulkan ada sebuah fenomena yang cukup menarik saat “oknum pemerintah” saat itu menyuruh melakukan pendataan “dukun santet” kepada aparat pemerintahan di tingkat bawah. Santet merupakan akronim dari mesisan banthet (sekalin rusak) dan mesisan ganthet (sekalian bergabung). Santet dalam perspektif “sekalian rusak” , saat memisahkan dua pasangan yang saling mencintai. Sedangkan santet dalam perspektif “sekalian bergabung “, saat menyatukan dua orang yang tidak aling mencintai.

      22 Februari pukul 16:32 · SukaTidak Suka
    • Ira RachmawatiSantet merupakan salah satu “ jalan keluar ‘ untuk menyelesaikan masalah , saat penyelesaian secara formal tidak bisa dilakukan. Santet merupakan salah satu bagian ilmu kebatinan yang dipercaya masyarakat Using. Namun santet menjadi streotipe buruk pada masyarakat luas. Sebenarnya masyarakat using , mengenal empat ilmu. (1) Ilmu hitam : ilmu yang berefek negative ,mencelakakan orang dan membunuh orang. (2) Ilmu merah : ilmu yang dimanfaatkan menarik lawan jenis , dan lebih berkompeten pada seksual. (3) Ilmu kuning : ilmu untuk kewibawaan menghadapi bawahan atau masyarakat umum.(4) Ilmu Putih: Ilmu yang menangkal ketiga ilmu tersebut. Media satet akan digunakan oleh pihak ketiga , dengan alasan yang berbeda. Santet bisa diumpamakan sebuah pisau , terserah siapa yang menggunakan. Pisau akan berfungsi baik jika berada di tangan juru masak. Dan menjadi alat berbahaya jika digunakan oleh seorang pembunuh. Termasuk juga ilmu santet. Ada mudharat dan manfaatnya juga. Tergantung siapa yang “merapalkannya”

      22 Februari pukul 16:33 · SukaTidak Suka
    • Ira RachmawatiYa saya ingat Radiogram 6 februari 1998…….pendataan oleh pemerintah kepada dukun “santet” dengan alasan pengamanan kepada mereka.Yang akhirnya bocor…….yang meninggal sebagian besar adalah yang terdata dalam radiogram tersebut

      22 Februari pukul 16:43 · SukaTidak Suka
    • Hapipie Menk Mbok Ira Rachmawatiki weruhan biasane ya.. Isun milu takon ikai. Bengen ro tau ono isu Ninja ning Bwi. Sampek dalan2 dipangklangi kadung bengi. Paren sih iku hang sak bener e, Mbok ?

      22 Februari pukul 17:02 · SukaTidak Suka
    • Ira RachmawatiIsun mosok weruhan….isun mung moco, melajari lan di ceritani. 😉 Ceritane panjang…..dan video di atas adalah bagian dari rangkuman sejarah “santet”. Mulai dari radiogram dari bupati yang memrintahkan untuk mendata dukun santetdi daerahnya. Diduga data radiogram itu bocor. Termasuk dengan kondisi politik saat itu menjelang reformasi juga berperan. Istilah ninja muncul karena “katanya” yang membunuh para “dukun santet” menggunakan topeng ala ninja. Akhirnya muncul perasaan skeptis antar masing-masing orang. Di perparah dengan banyaknya orang gila (baca orang asing) di Banyuwangi saat itu. Wah panjang dech ceritanya…….:-) #sepurone isun akeh nggawe bahasa indonesia,mergane ono hang seng paham bahasa Using hang gabung nang group iki)#

      22 Februari pukul 17:13 · SukaTidak Suka · 1
    • Hapipie MenkKesuwun Mbok Ira, …kadung ambi wong low profile diki repot ngomong isun weh … Isun wkt iku wes hing ning bwi soale. Dadi kbr hang sun terimo so sing ono kang jelas, Mbok. Hang nggarai isun mageh penasaran iku kabare hang dibantai “Ninja ” iku hing cuma dukun santet thok. Malah ono guru ngaji hang ugo dadi korban. Terus hang macak Ninja mau sopo ..?

      22 Februari pukul 17:22 · SukaTidak Suka
    • Ira Rachmawatikenapa guru ngaji? karena dalam beberapa data yang masuk dalam radiogram “nama-nama guru ngaji juga di masukkan”. Permainan politik juga ada saat itu. Menjelang reformasi. Guru ngaji dianggap orang yang berpengaruh di lingkungannya. Kalo pertanyaannya “hang macak ninja iku sopo?”. Isun yo hing paham. Mergane isun hing tau mbukak topeng e….heheheheh…..Itu adalah pertanyaan yang sampai detik ini tidak pernah terjawab dan terbukti. Semua hanya spekulasi.

      22 Februari pukul 17:26 · SukaTidak Suka · 1
    • Ira Rachmawatieh sulung isun mosok low profile….emang kenyataannya saya pendek hanya 152 cm hehehehehehehe

      22 Februari pukul 17:26 · SukaTidak Suka
    • Hapipie MenkHe he hee…alak nagud nai riko ku, Mane ta wes masio awake pendek, hang penting jangkahe ambi fikirane ro dowoooooooooo.

      22 Februari pukul 17:29 · SukaTidak Suka
    • Ira Rachmawatijangkahe isun pendek kang….paran maning pikiran? pendek bangett…..mergane sering grusah grusuh kadung ambil keputusan….jare konco nisun wangkot

      22 Februari pukul 17:30 · SukaTidak Suka · 1
    • Hapipie MenkHa ha haa…wongkot o koyo watu item iku sing paren2 hang penting dasar e kuat. Kadung jangkah riko sing dowo paling saiki riko manggon ning Licin paling adoh. Tapi ate ning timeline kok kari adoh umah riko..

      22 Februari pukul 17:36 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Ira, isun duwe cerita akeh, mulai Radiogram Bupati. Implemtasi ning lapangan. Sampek Gus Dur teko nang Banyuwangi, Aju Wiranto pisan, terus tokoh hang disebur aparat sebagai provokator arane Glundung, wong Melik Wetan, Desa Parijatah Wetan, Kec. Srono. Saiki wonge ngilang, embuh dikongkon ngilang. Glundnung iki sedinane dudu anggota Banser, tapi botoh main, utowo bandar Cap Djie Kie. Kadung miturut riko, masuk tah sing? Almarhum M Iqbal ketua PP GP Ansor waktu iku, yo ngomong kadung provokatore Glundung. Kebeneran isun ketenu Iqbal nang Suroboyo sun ceirtane kedadean saka benere. Iqbal delag-deleg…Waktu rame “budeg-budegan’ daftar arane wong hang dicurigai duwe ilmu Tenung/Sihir. Ring desanisunb ono lare magih SMA, melbuh nang daftar mau. Serto wong tuweke njaluk tulung nang oknum ormas pemuda (taping yo mbayar) pungkasane wurung sing milu dipateni.. Nah, makane isunb curiga, radiogram Bupati mau nang ngisor dienggo bisnis nyowo..

      Ono maning tonggo hang magih mambu dulur, waktu iku ditahan Polisi mergo milu-milu ngroyok jare tukang Sihir/Tenung mau sampek mari. Penyidik Polres sun telepon, aju sun takone apuwo gok lare iku hang ditahan. Komendane kok digenengaken. Sun rodok sun anacam, kadung Komendane sing ditahan, tapi lare iku magih ditahan. Arep laporaken nang Suroboyo. Bek bener, kesok langsung metu. Dadi wong-wong hanga ditahan yo rodok ngawur njumpute, kadang waktu iku pas ndeleng marek’e umahe dibakar.

      Nah rame-2ne peristiwa iki, Pas Konggres I PDIP ning Sanur Bali. Malah waktu iku peserta Konggres sampek disweeping warga Ketapang….

      22 Februari pukul 17:39 melalui seluler · SukaTidak Suka · 2
    • Hapipie Menk Kang Hasan Sentot ‘Hansen’, kesuwun info ne.

      22 Februari pukul 17:46 · SukaTidak Suka
    • Ira RachmawatiIra buka dulu catatan lama yang pernah ira buat

      22 Februari pukul 17:48 melalui seluler · SukaTidak Suka · 1
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Sakjane akeh perlu dikencengaken (dilurusakan) penulisan lan penelitian masalah peristiwan ning Banyuwangi iku mau…masiho peneliti asing yo isun ndeleng tulisane lan kesimpulane akeh pesenan… Wong nyebute bain salah, duduk Tenunh/Sihir, tapi santhet.. Padhal bedo kadung ring Banyuwangi. Penulis utuwo peneliti waktu wanacara nang warga tradisional masalah santet, jawabe mesti bedo.. Iki magih masalah kaw

      22 Februari pukul 18:03 melalui seluler · SukaTidak Suka · 2
    • Ira Rachmawatibetul…penggunaan isilah santet itu yang membuat streotipe negatif pada masyarakat Banyuwangi, khususnya using. Seperti penjabaran ira di awal atas tadi.

      22 Februari pukul 18:19 · SukaTidak Suka
    • Ira RachmawatiMasalah glundung ira tidak pernah dengar, tapi ira pernah tahu Tim Investigasi NU berhasil mengidentifikasi para provokator itu, yang dimotori gerombolan preman dan bromocorah. Salah seorang yang pernah dituding Choirul Anam adalah Agus Indriawan, preman yang sehari-harinya berprofesi sebagai calo pengujian kendaraan bermotor di Kantor Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Banyuwangi.Konon, Agus inilah yang bertugas merekrut para algojo–yang berasal tidak hanya dari Banyuwangi, tapi juga Surabaya dan sekitarnya. Kepada anak buahnya, Agus selalu menegaskan agar tak usah khawatir soal sepak-terjang mereka karena dijamin oleh seorang beking yang berdinas di Kesatuan Intelijen Pengamanan Politik Kepolisian Resor Banyuwangi.

      Laporan Tim Investigasi NU menyebutkan rekrutmen komplotan Agus dilakukan secara terencana dan rahasia. Di Banyuwangi, misalnya, order pembunuhan diberikan seorang pengendara motor dalam sebuah amplop tertutup. Di dalam amplop sudah tertulis nama dan alamat lengkap calon korban, lengkap dengan uang senilai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Di Jember, untuk memudahkan para algojo itu melaksanakan tugasnya, komplotan itu memberikan rambu khusus di sekitar rumah calon korban. Bila ada tanda panah merah, sang korban harus dibunuh.

      Benar begitu? D&R yang berkali-kali mencari Agus tak berhasil menemuinya. Sejumlah calo di Kantor DLLAJ Banyuwangi yang ditanyai D&R soal keberadaan Agus juga tutup mulut.

      22 Februari pukul 18:20 · SukaTidak Suka · 1
    • Ira RachmawatiApakah Agus ini adalah glundung…..? ira tidak bisa memastikan hehehehehhe kan ira belum pernah ketemu sama orangnya 😉

      22 Februari pukul 18:23 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Ada kosa kata yang Populer saat peristiwa itu, Manusia Bertopeng (Ninja), Mobil Panther Merah Plat B dan orangnya bisa menghilang. Bahkan saat pembunuhan Man Nasir dan Bik Hairiyah (suami-istri) di dusun Paiton, Desa Parijatah Kulon, Kec. Srono. Aparat menemukan Cincin perah berajah tulisan Arab dan berlogo (maaf) Ansor. Ini kan gaya lama, kejadian yg sudah direncanakan dg matang, sambil sengaja meninggalkan jejak, supaya penyidik di lapangan mengarah ke ormas Pemuda itu…. Cara-cara begini bisa dibaca pada Peristiwa Tahun 1965 di Blitar Selatan, Madiun dan Banyuwangi sendiri…..

      22 Februari pukul 18:49 melalui seluler · SukaTidak Suka · 1
    • Ira Rachmawaticara-cara yang pernah diungkapkan oleh Ahmat Tohari dalam novelnya Ronggeng Dukuh Paruk……

      22 Februari pukul 18:51 · SukaTidak Suka · 1
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Bener Ira, seratus kanggor Ira. Kari jempol yah.. Ahmad Tohari iku emake aktivis Muslimat. Dadi melbu metu kampung dodolan kain. Weruh jelas peristiwa Politik ring deso….

      22 Februari pukul 18:57 melalui seluler · SukaTidak Suka
    • Ira Rachmawatihahahahahah ira gitu loh kang #rodo bingkak# sayangnya kisah srinthil harus dimatikan…..Nah lo malah ngomongi Kang Ahmad Tohari……

      22 Februari pukul 18:59 · SukaTidak Suka
    • Hapipie Menk Mbok Ira Rachmawati, Kang Hasan Sentot ‘Hansen’, isun ngikuti terus ceritane riko sakat mau. Tlg isun njaluk kesimpulane. Nurut riko paren tujuan e tindakan ( pembantaian ) iku mau ..

      22 Februari pukul 19:02 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Mosok bingkak, taping “anggak”/ nyombong. Kadung bingkak iku nyalahan. Ono wong tuwek, ngentut sak enake dewek. Iku arane bingkak…

      22 Februari pukul 19:04 melalui seluler · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’ ‎@Hapipie: sakjane isun sing kepingin nyimpulaken, taping nguweni fakta bain hang sun weruhi dewek. Engko peno biso nyimpulaken dewek. Kadung jare penelitik teko Australia, embuh sopo arane siun lali, pokok’e mergo Politik lokal, terus sing ono kaitane ambi TNI. Yo olih bain duwe kesimpulan gedigu, taping kadung miturut isun, peristiwa iku sing gadek dewek, taping ono kaitane ambi Politik Nasional. Masiho sing biso mbuktikaken secara ilmiah, tapi gandane keoros. Dadi unsur Politis mau, hanga main yo wong Jakarta. Apuwo kelase Pangab Wiranto waktu iku, lan Gus Dur tokoh NU sampik mudun nang Banyuwangi. Padahal waktu iku peristiwan durung muncak, magih permulaan. Mungkin kedua tokoh iku mau wis olih bocoran teko inteljen tentang skenario ring Banyuwangi.
      Kesimpulanm isun mau mesti dibantah ambi aparat,, taping isun duwe argumentasi, kadung unusr politis mau koyo “entut”, masio wujude sing katon, tapi ambune nyelenget… Ha ha ha..

      22 Februari pukul 19:15 melalui seluler · SukaTidak Suka · 3
    • Ira RachmawatiKang hasan sepakt byaen weh! Kesimpulane monggo disimpulno dewek Diskusi yg menyenangkan 😉

      22 Februari pukul 19:20 melalui seluler · SukaTidak Suka · 1
    • Hapipie Menk Iyo wes Mbok Ira Rachmawati, kesuwun hang wakeh pokok e. Informasi ne riko ambi Kang Hasan Sentot ‘Hansen’rodo ngurangi roso penasaran isun.

      22 Februari pukul 19:23 · SukaTidak Suka
    • Hapipie MenkHasan Sentot ‘Hansen’, kesuwun yaaa…Sing rugi isun duwe dulur tuwek koyo riko, he heeee

      22 Februari pukul 19:27 · SukaTidak Suka
    • Rofik Larosibarat bisul yg tdk bisa diobati lg bahkan berobat ke aparat jg mentok karena hrs ada bukti,n sdh lama bengkak,kejadian ini menjadi puncaknya dan pecah,tdk ada yg mengkoordinir massa scara spontan mengusir dedengkot tkg sihir,

      23 Februari pukul 6:37 melalui seluler · SukaTidak Suka
    • Rofik Larostapi sayangselanjutnya kejadian ini dipolitisir utk kepentingan politik dan salah sasaran.taping masio wes di usir muride ye mageh onok,,,,,

      23 Februari pukul 6:49 melalui seluler · SukaTidak Suka
    • Sumono Abdul HamidIki pendapat isun….nai salah tulung benerno…..1. Issue Santet , bagian tak terpisahkan ambi issue wong Blambangan ACLAK, BINGKAK, BRaOKan, Sing Duwe Unggah Ungguh,Cerito DawarUlan Menakjinggo, Mentayubkan Gandrung, Jaranan Butho….boso populer Character assasination , bahasane DR. Sri Margana DELEGIMITASI DAN SINISME terhadap wong BLAMBANGAN/Banyuwangi …2. Opuo digulirkan maning…..ono arane cakra manggilingan /siclus sejarah 27than ( 3 ping 3 ping 3) , waktuwis parek….3. Banyuwangi iku Indonesia kecil biso dadi test case…..artine untuk percobaan, kadung sukses ring Banyuwangi…yo sukses ring Indonesia….4. Waktu saiki Indonesiaku wis dadi bibit unggul …..dadi ono kang arep mateni supoyo sing dadi….ono kang rebutan….supoyo melestarikan kekuasaan….

      24 Februari pukul 9:41 · SukaTidak Suka · 4
    • Ira Rachmawatiuntuk 2 3 dan 4 ira sepakat Anang. Tapi yang pertama yang terkait dengan aclak ladhak bingkak dlll sedikit tidak sepaham jika di letakkan pada alasan yang pertama….mungkin itu hanya karakter di manfaatkan oleh mereka yang berkepentinga. eh klendi kabare Ndiko? sehat?

      24 Februari pukul 9:57 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’ ‎:
      @ Pak Sumono Abdul Hamid: Saged mawon kesimpulan ndiko niku bener, mergo koyo hang kulo ceritakaken teng nginggil. Dados peristiwa Tenung/Sihir niku mboten ngadeg piyambek, taping kathah hang tumut ‘memengan’ teng peristiwa niku.Kadung masalah DELEGITIMASI DAN SINISME kanggo Wong Blambangan, sageb mawon niku nggih bener. Mangkane kulo kerep nyebut kadung wonten lanjutan (jilid) “penghancuran” wong Blambangan sak uwise Perang Puputan Bayu. Malah Jaman Orde Baru nggih wonten, taping carane alus.

      Kadung kulo moco tulisane Sejarawan Asvin (kulo lali arane) hang nante dimuat tengan Buletin tiyang Indonesia hang wonten Negoro Londo, sithik akeh peristiwa Tenung/Sihir mau meh podho kalih peristiwan Pembantaian PKI. Dadi rakyat diedu kerin, kadung wis muncak terus metu “pahlawan penyelamat” nggih aparat hang terlibat mau.

      Semanten ugi peristiwa Tenung/Sihir, sampek sak niki kan mboten wonten terusane. Kadung jare aran-aran hang disebut Ira (hasil Investigasi PBNU tenga Banyuwangi) miningko provokator, endane sampek sak iki sing ketemu-ketemu. Terus kadung pancen Radiogram Bupati Poernomo Sidiq yang dimasalahne, apuwo sampek saiki Pak Poer sing tahu diperikso, paran maning ditetapkan ‘sebagai tersangka’? Dadi nyawane Wong-Wong Blambangan sakmonten wae, namung didamel ‘percobaan politik’.

      Kulo wantun ngomong kadung niku kathah tiyang njawi (luar Banyuwangi) hang tumut memengan. Mergo tradisi teng Banyuwangi mboten wonten “Pati” dibales “Pati”. Hang umum utowo lazim kadung woteng tiyang dicurigai nggadah cekelan elek (Tenung/Shir), paling cukup diusir teko kampung. Niku mawon, taksir mboten purun. Mergo diusir teko kampung niku ‘aib’ bagi wong Blambangan.

      Tahun 1989 kulo ngalami piyambak teng Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat. Kulo sak konco KKN teko Unej tumut ‘menyelesaikan’ masalah Tenung/shir. Ceritane, wonten tiyang sakit mripat, ditambakaken teng pundi-pundi mboten waras. Malah pun ping kaping-kaping teng Poli Mata Rumah Sakit Dr. Soebandi Patrang Jember, taping tetep mboten saged waras. Nah, waktu niku keluargane korban niki wae nemoni ono lare cilik mendem kopat teng latar griyane korban. Mergo curigo, lare mau ditakone apuwo kok juger-juger latare wong. Lare cilik mau langsung ngaku, kadung kopat hang arep dipendem iku mau kongkonane Bapak’e. Ring deso kono, Bapak’e lare cilik mau pancen ‘dicurigai’ tukang Sihir/Tenung.

      Aparat ambi Banser Deso Benelan langsung cepet ‘nindak-lanjuti temuan iki mau. Bapak’e lare cilik mau diceluk nang Kantor Deso, aju didedes masalah kopat hang arep dipendem anak’e. Mergo sing biso alasan maning, aju diakoni kadung pancen dikonkon miningko ‘nyihir’ korban hang Loro Moto. Serto wis genad, keluarga korban mung njaluk ‘DIWARASAKEN’. Tukang Tenung/Sihir mau aju njaluk banyu putih sak gelas, terus diwacakaken montro marek iku diumbe ambi korban. Bek sak kal langsung waras.

      Teko peristiwa iku mau, masyarakat benelan magih ‘resah’ yo keweden kadung mengko biso kumat wong duwe cekelen elek mau. Makane bengi iku langsung nekani Pelaku hang njaluk ‘perlindungan’ nang ketua Banser deso kono. Wong-wong Deso njaluk, kadung tukang Tenung/Sihir mau diusir teko Deso Benelan Lor sak kal sing kathik semoyo. Bek weruh masyarakat mempeng, pelaku ambi keluagane tangisan. Njaluk disepuro lan sing arep nganggo ilmui maning, pokok ojok diusir teko Deso kono.

      Kedadean hang podo ya tahu sun alami ring desanisun dewek. Yo gedigu mau, kadung wis ketemon duwe ilmu elek, paling penjaluke masyarakat yo kudu diusir. Kadung sampek ono hang nyerawati umahe Tukang Sihir/Tenung, temekaken ono provokatore wong teko njobo. Ring Gambor, Kecamatan Singojuruh nggih nate diserawati umahe tukang Sihir/Tenung, tapi yo dibekinge Babinsa Koramil. Mergo arep direpotaken nang Polisi, paling mengko ditakoni barang bukti wis mental.

      Kesimpulane, sing ono tradisi paten pinanten masalah Tenung/Sihir ring Banyuwangi.

      24 Februari pukul 10:29 · SukaTidak Suka · 3
    • Sumono Abdul Hamid‎@Ira …..artinya character itu dudu duwene wong Blambangan …..wong Blambangan adoh teko sifat iku ( Setuju ambi pendapate dik Hasan Sentot…..termasuk paten patenan iku sing ono….mangkane I.Made Sudjana MA….Nagari Tawon Madu)……..alhamdulillahsaiki sehat …beng….kesuwun perhatianne

      26 Februari pukul 11:10 · SukaTidak Suka
    • Sumono Abdul Hamid‎@ Hasan Sentot…kesuwun dik…setuju dik. …….Opuo santet kadung digandengaken ambi Blambangan dadi barang kang elek…..tapi kadung digandengakaen ambi wong liyo…..regane dadi puluhan juta…pasang iklan maning

      26 Februari pukul 11:14 · SukaTidak Suka · 1
    • Sumono Abdul HamidInsyaaaloh wong Blambangan hing bakal kepancing….lan salam ambi pak Susilo Bambang Yudhoyono ….kadung ono kang kenal ….ojo lali ambi Banyuwangi…..soale bengen kampanye pertama dadi Presiden mulai teko Banyuwangi…..lan sukses ring Banyuwangi ….sukses ring Indonesia

      26 Februari pukul 11:17 · SukaTidak Suka · 1
    • Vevri Irawankapan koyo kulo niki man, wyak..mbok, moso ngarti, garai bengen mageh cilik….ikiy ono pencerahan…tp kok puget…heng ono kesimpulane…dadine mageh mikir maning “kiro2 bengen ikuw apuo, ono paran, kerono paran….?”

      27 Februari pukul 20:20 · SukaTidak Suka
    • Hasan Sentot ‘Hansen’Keterangane wis akeh, kesimpulane tergantung Peno. Arep nyimpulaken teko endi, taping hang jelas paten-patenan mergo Tenung/Sihir mau sing arep dibales batu ambi coro keroyokan lan iku dudu tradisi wong Banyuwangi…. Hang durung jelas iku Sopo ? (Dalang hang gawe seknario mau)… paling hang muncul kan provokator ambi fitnator…. aju sopo hang ngongkon? Nah iku hang dibundeli ambi aparat. Mergo rakyat sing duwe kuoso nggoleki pelakune, taping keroso kadung ono hang sing jelas lan memengan…

Tinggalkan komentar